Emotive Langangue: Slanting The Truth
Penyampaian suatu argumen dengan menggunakan bahasa yang baik dan tepat akan membuat pendengar atau pembaca lebih bisa menerima argumen, membangun emosi, dan dapat diterima dengan baik. Penyampaian argumen tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa emosional. Penggunaan bahasa yang emosional dimaksudkan untuk membuat pembaca atau pendengar terbawa emosi, sehingga seolah-olah pembaca merasakan kejadian dalam argumen. Menciptakan sikap dan perasaan yang sama dalam diri pembaca terhadap subjek yang dibangun oleh penulis. Tetapi ada sisi negatif dari bahasa emosional ini, penggunaan yang berlebihan dapat membuat argumen sebenarnya tidak menyampaikan informasi apa-apa secara faktual.
Bahasa emosional dapat banyak kita jumpai pada buku novel, iklan, brosur, serta nama sebuah produk dan jasa untuk membangkitkan emosional pendengar dan pembaca. Contohnya pada promosi kampus. Kampus ABC adalah kampus online nomor 1 Se-X.
The Emotive Power of Words
Kekuatan dari bahasa yang emosional adalah terletak pada pemilihan kata yang tepat, yang dapat membuat emosi pendengar dan pembaca terbangun. Kata ini memiliki kekuatan yang berasal dari denotasi kata atau makna literal. Konotasi kata berasal dari berbagai sumber, termasuk pengalaman masyarakat, penggunaan kata dalam budaya, cara kata digunakan sebagai simbol atau metafora.
Penggunaannya kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi yang tepat, sehingga seakan-akan pembuat argumen memanipulasi hal tersebut agar dapat menghasilkan perasaan yang dapat diprediksi. Hal ini dilakukan agar pembaca atau pendengar setuju dengan argumen dan mengabaikan kesalahan yang sebenarnya ada pada argumen.
Salah satu cara untuk membedakan antara penggunaan kata-kata emosional pada kondisi yang tepat dan tidak tepat adalah dengan menanyakan apakah penggunaan kata tersebut perlu dipertahankan atau tidak. Maksud dari mempertahankan disini adalah apakah kata tersebut dapat diganti dengan kata lain yang lebih sewajarnya untuk digunakan dalam argumen.
Saat menentukan apakah bahasa terlalu emosional, kita dapat melakukan hal-hal berikut:
- Apakah bahasa tersebut sudah akurat dan tepat untuk menggambarkan suatu peristiwa
- Apakah penulis tampak memanipulasi reaksi pendengar atau pembaca
- Apakah istilah tersebut harus dipertahankan? Atau dapat digantikan dengan istilah lain yang lebih wajar.
- Seberapa penting argumen, informasi, atau penjelasan tersebut bahasa yang dicurigai emosional?
Euphemisms and Political Correctness
Pemilihan kata yang lembut, sopan, dan tidak terlalu negatif bertujuan untuk menghindari kata yang menyinggung perasaan dari pendengar atau pembaca. Pemilihan kata ini disebut dengan euphemism.
Euphemism adalah pemilihan kata-kata yang lembut, menghibur, atau menggantikan kata-kata yang terdengar kasar, dan tabu. Kata-kata tersebut dipilih dengan maksud untuk tetap menjaga perasaan dari pendengar dan pembaca. Penggunaan euphimism dapat dilihat dalam keseharian kita yang sering menggunakan euphimism, baik untuk kebutuhan pribadi dan kebutuhan anggota tertentu. Contoh argumen euphimism adalah "Kapan orang tua kamu meninggal?". Alih-alih menggunakan kata "mati", lebih sopan dan hormat menggunakan kata "meninggal", walaupun dua kata tersebut memiliki arti yang sama, tetapi umumnya pada konteks kalimat diatas lebih tepat menggunakan kata "meninggal".
Sebagai pemikir kritis kita harus menyadari bahwa bahasa yang menyenangkan, lembut, dan sopan dapat menyembunyikan kenyataan, menghindari kebenaran dari sebuah peristiwa dan argumen, dan menggeser arti sebenarnya dari sebuah argumen. Pemikir kritis harus berusaha untuk tetap sadar akan euphemism yang menyenangkan realitas dan harus melakukan segala upaya dalam tulisan mereka sendiri untuk menggunakan kata-kata yang akurat dan tepat.
Singkatnya
- Pemikir kritis yang baik berhati-hati untuk menghindari bahasa yang tidak jelas dan untuk mendefinisikan istilah, tetapi mereka juga menyadari manipulasi bahasa, terutama bahasa yang dimaksudkan untuk membangkitkan respons emosional yang mengelabui kita dari perhatian dan skeptisisme.
- Eufemisme adalah kata-kata yang lembut atau mengelak yang menggantikan kata-kata kasar dan negatif. Beberapa eufemisme bisa diterima dengan baik. Eufemisme tidak dapat diterima jika digunakan untuk menyembunyikan kebenaran.